Percaya Nggak Karma itu Ada?
Hukum karma itu konon berlaku di kehidupan kita loh? Hiyy jadi takut jadinya. Sebab katanya selalu mengitari di setiap kegiatan kita bahkan kehidupan ini. hukum karma juga sangat berlaku sampai kapan pun. Bahkan dikalangan remaja banyak sekali bertolak belakang layaknya sebuah wacana tentang hukum karma meninmbulkan pro kontra dalam masyarakat khususnya pada pelajar. Para remaja sering mendengar hukum karma kayak temen kita yang mengalaminya yaitu Irman Ade. “Saya pernah mengalami makna dari hukum karma. Dulu saya pernah berpacaran dengan seorang cewek kemudian saya menduakannya. Sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh jua dan pepatah itu berlaku bagi saya. Dia memutuskan untuk menghentikan hubungan ini ketika tahu bahwa saya telah berselingkuh,” ucap Irman Ade. Lanjut dia, dua tahun kemudian saya berpacaran dengan orang lain. “Saya sangat merasa nyaman dan cocok dengannya. tapi ketika saya tahu ia telah berselingkuh maka kami berpisah. Saya mulai sadar bahwa ini hukum karma karena saya juga pernah menyakiti pacar saya yang dahulu singgah di hati saya.”
Mendapati peristiwa itu, ia menilai kejadian itu disesalinya hingga ia berniat berubah untuk melakukan yang lebih baik agar tidak ada hukum karma.
So, guys banyak juga yang setuju tentang hukum karma dapat terjadi pada kamu. Faktor–faktor orang percaya akan hukum karma yaitu 25 persen karena rasa ketakutan (Parno) dan 75 persen karena pengalaman.
Instropeksi Diri dari Karma
Karma! Mungkin suatu yang sangat menakutkan buat dibicarakan. Yups gimana nggak kalo kita bicara karma pasti yang tergiang di telinga kita itu pembalasan dari perbuatan pernah kita lakukan terhadap orang lain.
Benar banget karma itu muncul atas apa yang telah kita lakukan dimasa lampau.
Anto, mahasiswa STMIK Mura menyatakan, aku pribadi percaya banget dengan yang namanya karma, karena aku sendiri telah mengalaminya. “Dulu aku sering banget menyakiti orang yang mencintai aku (pacar), tapi seklarang justru kebalikannya aku juga harus merasakan bagaimana rasanya aku dikhianati dan disakiti oleh orang yang aku cintai,’’ papar Anto.
SmarTers kalo kita takut akan karma ada baiknya kalo kita berusaha sebisa mungkin untuk menjaga sikap agar apa yang kita lakukan tidak merugikan orang lain.
Justru sebaliknya kita harus intropeksi diri agar sikap kita tidak merugikan orang lain. Dengan begitu kita tidak akan mengalami yang namanya karma. (*)