|

Persiapan Penjual Sapi Menjelang Idul Adha


Beternak Sapi untuk Menghilangkan Jenuh
Sarno Yaslan (55) dikenal sebagai penjual Sapi di Kota Lubuklinggau. Bagaimana persiapan Sarno, sapaan pria ini menghadapi tingginya permintaan hewan kurban jelang hari raya Idul Adha 1431 Hijriah? Berikut laporannya.

Sulis, Marga Rahayu

Senin (25/10), tepat pukul 12.30 WIB bersama salah seorang anaknya, Sarno sedang membuat sebuah ruangan kecil di samping rumahnya. Memasuki sebuah rumah yang sederhana, saya disambut hangat seorang wanita paruh baya. Dia adalah istri Sarno. Berbincang sejenak mengutarakan maksud kedatangan, lalu Sarno mengajak saya melihat-lihat kandang Sapi di belakang rumahnya, Jalan Kamboja RT 03 Kelurahan Marga Rahayu, Lubuklinggau Selatan II.

“Sejak awal Oktober sudah banyak yang memesan, sampai 25 Oktober Sapi yang dipesan 30 ekor,” jelas Sarno sembari menunjukkan 30 ekor Sapi tengah menikmati damen kering (jerami,red). Ia pun memulai cerita. Ia mulai serius menggeluti bisnis ini belum lama. “Tepatnya dua setengah tahun lalu, saya memulainya. Awalnya dengan modal empat ekor sapi. Tapi setelah itu banyak juga yang ingin memesan sebagai daging potong. Akhirnya kami berlangganan untuk mensuplai ke Rumah Potong Hewan (RPH) lebih kurang 5 ekor per bulan,” papar pria berdarah Jawa ini.

Selanjutnya, sambung Sarno, ada juga konsumen membeli untuk daging kurban. Ketika melihat peluang hari raya Idul Adha sangat besar, akhirnya ia membuka layanan bagi konsumen yang ingin memesan. Jika dibandingkan antara menjual daging harian lewat RPH dan untuk penjualan khusus hewan kurban, memang lebih menguntungkan jual untuk hewan kurban.
Pada 2009 lalu, lanjut Sarno, kami menjual 70 ekor sapi dengan harga Rp 6.500.000 per ekor. “Tahun ini sepertinya pesanan meningkat. Sebab, ini baru Oktober sudah ada 30 ekor yang dipesan. Karena rata-rata berat, tinggi, umur, dan jenisnya sama, untuk harga sapi saat ini Rp 7 juta,” jelas Sarno.

Sarno hanya menyiapkan Sapi Bali. Menurutnya, Sapi Bali lebih banyak yang menyukai. Selain kualitas dagingnya lebih bagus dalam hal pemeliharaan juga lebih mudah.
“Sapi-sapi ini rata-rata berumur 2 tahun. Ada yang dibeli dari Cecar dan Merasi, namun di kandang ini sudah dipelihara 5 sampai 6 bulan. Agar cepat gemuk, saya beri ampas tahu untuk kebutuhan protein, dan jerami untuk sampingannya. Kalau untuk Idul Adha memang dipilih yang bagus-bagus. Soal harga sepertinya tidak akan naik lagi sebab Rp 7 juta itu sudah mentok untuk harga sekarang. Tapi belum tahu, nanti kalau satu minggu menjelang Idul Adha bisa juga naik,” terang kelahiran Lampung ini.

Meskipun bapak tiga anak ini memiliki usaha lain seperti perkebunan karet dan pabrik tahu, menurutnya beternak Sapi menjadi satu aktivitas menyenangkan untuk menghilangkan kejenuhan. Untuk mampu memaksimalkan pemeliharaan sekaligus penjagaan ternak sapi ini, Sarno bersama anak-anaknya berusaha seoptimal mungkin untuk tidak kecolongan.
“Kalau jaga tetap dilakukan 24 jam bergantian dengan anak saya. Ya, wanti-wanti kalau terjadi apa-apa,” terang Sarno dengan logat Jawa yang medok. (*)

Posted by Unknown on Selasa, Oktober 26, 2010. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Persiapan Penjual Sapi Menjelang Idul Adha"

Leave a reply

Calon Gubernur 2013

 
Linggau Pos Jl. Yos Sudarso No. 89 Kel. Batu Urip Taba Kota Lubuklinggau
Copyright © 2013. Linggau Pos | Jawa Pos Group - All Rights Reserved
HarianPagi Pertama dan Terbesar di Bumi Silampari
Dibuat Oleh: Edi Sucipto