|

M. Rais: Manusia Harus Hargai Perbedaan


LUBUKLINGGAU- Hari Raya Idul Adha 1431 Hijriah memberikan satu inspirasi bagi jemaah shalat ied di Lapangan Merdeka Kota Lubuklinggau untuk senantiasa menghargai perbedaan. Secara inklusif menghargai perbedaan menjadi satu jalan bahwa masyarakat telah menyongsong Lubuklinggau menjadi madani.

Demikian sekelumit petikan khutbah disampaikan Muhammad Rais di hadapan jemaah shalat Idul Adha di Lapangan Merdeka Lubuklinggau, Rabu (17/11). Meski kondisi lapangan sedikit tergenang air, namun antusiasme masyarakat untuk menjalin silaturrahim melaksanakan shalat ied tetap menggebu-gebu.

Muhammad Rais melanjutkan, selain bisa menghargai perbedaan, seorang mu’min harus lulus cobaan dalam nikmat harta kekayaan yaitu dengan ikhlas menggunakan harta kekayaan untuk ibadah haji. Sehingga bagi orang demikian akan memperoleh haji yang mabrur. Sedang haji mabrur hanyalah surga sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, Orang yangg dapat mencapai haji yang mabrur tiada pahala yamg pantas baginya selain surga.

“Betapa gembira dan bahagianya orang kaya yang dapat mencapai haji mabrur demikian. Belum lagi jika ia sempat salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi maka tiada terkira lagi pahalanya. Namun ini konteksnya adalah orang yang kaya. Sedang orang yang tidak mampu atau miskin tidak perlu berkecil hati. Bagi kita yang tidak mampu maka konteksnya terkandung dalam hadis Nabi SAW berikut Hajinya orang yg tidak mampu adalah berpuasa pada hari Arafah,” terang Muhammad Rais.

Itulah maka sangat disayangkan bila di antara kita ada yang menyia-nyiakan kesempatan dari Allah yakni tidak mau berpuasa pada tanggal 9 Zul Hijjah yang disebut puasa Arafah.

Muhammad Rais melanjutkan, cobaan tentang harta kekayaan juga berkaitan dengan pelaksanaan ibadah udhiyah yakni menyembelih hewan qurban saat hari raya. Karena pada hari besar ini, Allah mensyariatkan untuk ber-udhiyah {menyembelih hewan} maka hari raya ini disebut dengan hari raya Adha wa biha sumiya yaumal-adha. Demikian juga penjelasan Rasulullah SAW, Hari Raya Fitrah adalah pada hari manusia berbuka menyudahi puasa Ramadan. Sedangkan Hari Raya Idul Adha adalah pada hari manusia ber-udhiyah.

Maka salah satu bukti lagi bahwa seseorang lulus dari cobaan harta adalah ia dengan ikhlas mau menggunakannya untuk berudhiyah baik itu berupa sapi kerbau maupun kambing. Ini tergantung pada kemampuan masing-masing. Seekor kambing boleh digunakan untuk satu orang beserta keluarga seisi rumahnya. Sedang sapi atau kerbau boleh untuk tujuh orang beserta keluarga seisi rumah mereka masing-masing.

Hadir dalam shalat ied kemarin, Walkota Lubuklinggau, H Riduan Effendi, Wakil Walikota Lubuklinggau, SN. Prana Putra Sohe, Kepala Kemenag Kota Lubuklinggau, Saidi HZ, Kapolres Lubuklinggau, AKBP. Takwil Ichsan, dan Dandim 0406 Mura, Letkol Inf. Niko Fahrizal. Bertindak selaku imam slahat ied, Tabrani.

Walikota berharap, dengan pelaksanaan Shalat Idul Adha mampu memberikan refleksi positif bagi umat, khususnya masyarakat Kota Lubuklinggau untuk semakin semangat menjalankan ibadah. Meningkatkan keimanan, dan memanfaatkan hidup pada arah yang benar. Selain itu ia berharap, masyarakat bisa terus memberikan partisipasi agar cita-cita Lubuklinggau Madani segera terwujud.

*Qurban Sebagai Lambang Ketaatan
Sementara ratusan jemaah shalat Idul Adha 1413 Hijriah memadati Masjid Agung Darussalam komplek Agropolitan Center, Kecamatan Mura Beliti, Rabu (17/11). Mereka tampak khusuk mendengarkan khutbah disampaikan Ketua Muhammadiyah kota/kabupaten Mura, Hasbi Saidina Ali. Hadir ditengah-tengah jemaah Bupati Mura H Ridwan Mukti, Wakil Bupati H Hendra Gunawan, Seketaris Dewan (Sekwan) Tribuana dan para penjabat Pemkab. Bertindak selaku imam dalam shalat Ied kemarin Ketua MUI Kabupeten Mura A. Yamin.
Hasbi Saidina Ali dalam khutbahnya mengatakan ibadah qurban sebagai lambang dari ketaatan manusia untuk berqurban dalam menegakkan kebenaran. “Sejarah qurban diambil dari Nabi Ibrahim AS yang telah berpuluh-puluh abad lampau yang juga merupakan pertanda bagi mulainya pertumbuhan agama Islam yang kini telah diikuti sebagai besar umat manusia di dunia ini,” terang Hasbi.

Dikatakanya firasat qurban yang dianjurkan Islam tentunya bukan saja dalam bentuk hewan ternak. Namun dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk alam semesta. Dikatakannya hidup adalah perjuangan. “Maka mustahil perjuangan tanpa adanya pengorbanan, kita semua berintrofeksi diri dan bertanya kepada diri kita masing-masing. Sudah sejauh mana telah berkorban untuk agama Allah, apa yang kita sumbangkan untuk kemajuan bangsa dan Negara, apa yang kita perbuat untuk masyarakat, keluarga dan kaum kerabat lainya,”dituturkan dalam hutbahnya.

Setelah pelaksanaan sholat Idul adha diteruskan dengan acara ramah tamah dengan Bupati dan Wabup Mura dengan para penjabat pemkab dan masyarakat jamaah shalat Idul Adha.(mg03/05)

Posted by Unknown on Kamis, November 18, 2010. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "M. Rais: Manusia Harus Hargai Perbedaan"

Leave a reply

Calon Gubernur 2013

 
Linggau Pos Jl. Yos Sudarso No. 89 Kel. Batu Urip Taba Kota Lubuklinggau
Copyright © 2013. Linggau Pos | Jawa Pos Group - All Rights Reserved
HarianPagi Pertama dan Terbesar di Bumi Silampari
Dibuat Oleh: Edi Sucipto