Petani Terancam Gagal Panen
EMPAT LAWANG- Sejumlah petani pemilik areal persawahan di Desa Kupang Kecamatan Tebing Tinggi, berharap dilakukan penambahan titik gorong-gorong pada akses jalan lingkar Tanjung Kupang menuju Kupang. Sebab gorong-gorong yang ada saat ini dinilai terlalu sempit hingga berdampak pengarian air tidak merata. Akibatnya sejumlah areal persawahan terkena banjir, namun disisi lain beberpa hektar mengalami kekeringan. “Dengan kondisi ini kami terancam gagal tanam, karena air terlalu banyak. Jika dipaksakan, tenru akan semakin rugi. Sebaliknya didaerah ujung areal persawahan tidak dialiri air secara maksimal, karena distribusi air dari darah huluan tidak lancar,” kata Hen (32) seorang petani dilokasi itu.
Diakuinya, memang sebelum dibukanya jalan lingkar terdapat beberapa titik saluran air. Kemungkinan karena kurangnya koordinasi antara pekerjanya dengan para petani disekitarnya, pembangunan titik gorong-gorong tidak diprioritaskan. Setidaknya dijalan tersebut harus ada empat atau lima saluran air tersedia. Namun saat ini hanya ada satu yang dibangun.
“Kami harap dilakukan penambahan, agar aliran air tidak mengenang diareal persawahan bagian hulu. Saat ini jalan belum diaspal, kemungkinan dalam penambahan gorong-gorong dapat dilakukan,” harap Hen seraya mengatakan, pihaknya sangat bersyukur dengan dibangun jalan lingkar, kendati demikian diharapkan areal persawahan kami tetap dapat dikelolah.
Senada dikatakan Din (46) petani lainnya. Lahan miliknya masih digenangi air, dengan kedalaman mencapai 50 centimeter. Dengan kondisi ini, dirinya tidak dapat melakukan penanaman, mengingat jika dipaksakan, kemungkinan benih hanya membusuk dan rusak. “Memang saat dilakukan pembangunan jalan ini kami tidak berkoordinasi dengan pekerjanya. Akibatnya saluran air tertutup badan jalan yang dipadatkan dengan kayu gelondongan. Kami harap kembali dibangun saluran air, mengantisipasi agar tidak meluap,” ungkapnya, Jumat (3/12).
Dengan terendamnya lahan sehingga bibit padi yang baru disemai dikhawatirkan menjadi busuk jika kelamaan terendam air. Karena jika dalan satu hari penuh tidak segera diatasi maka keseluruhan semaiaan bibit padi petani menjadi rusak dan tidak bisa ditanam. Belum lagi dengan banyaknya keong mas yang juga dapat merusak padi saat terendam. “Selain lahan saya, delapan lahan petani juga terkena imbas akibat meluapnya air. Apalagi saat ini semaian kami sudah terendam, jika dalam waktu satu hari tidak segera diatasi, maka kami tidak bisa menanam padi, sedangkan persediaan semaian tidak ada,” imbuhnya seraya menambahkan meluapnya air dalam satu bulan ini sudah terjadi dua kali. Terlebih jika turun hujan maka sudah pasti saluran pembuangan tidak bisa menampung dan menyebabkan lahan mereka terendam.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Empat Lawang, H Ismail Hanafi ketika dikonfirmasi mengatakan, mengenai kondisi lahan persawahan disekitar jalan lingkar Desa Kupang, pihaknya sebelumnya sudah mendapat laporan. Dalam hal ini DPU akan segera menurunkan tim untuk meninjau lokasi tersebut. “Gorong gorong saluran airnya sudah dipasang, kemungkinan terjadi sumbatan. Nanti, diperiksa dulu bagaimana kondisinya,” terangnya (02)
