|

*Kisah Kgs Hamid, Saksi Bom Paket SM Swalayan


Terpaksa Menunda Pengobatan Istri

Bom yang meledak di SM Swalayan sempat menyeret Kgs Hamid PNS Dinas Kesehatan Mura dan anaknya Anton, menjadi saksi. Sebab mobil avanza Nopol BG 2336 HD milik Kgs Hamid digunakan Anton untuk mengantarkan peket yang belakangan diketahui bom ke SM Swalayan. Apa yang dirasakan Hamid selama menjalani pemeriksaan polisi? Berikut liputannya.

Nurkholish, Perumnas Nikan
MENYAMBANGI rumah Kgs Hamid, tidak terlalu sulit, rumah yang terletak di Blok B RT 9 Perumnas Nikan terletak disimpang empat jalan warna kuning, masuk dari depan perumnas nikan belok kiri sampailah dirumah yang berwana kuning dan bertrali warna orange.

Waktu awak media ini berada didepan pintu dan mengucapkan salam Hamid bersama istri berada di ruangan keluarga, Bapak tiga anak inipun meminta masuk dan mempersilahkan duduk.

Ketika menyebut nama Linggau Pos, suami Zubaidah (45) ini langsung menceritakan kronologis kejadian Sabtu (18/6). Ia mengaku betapa kagetnya ketika didatangi dua anggota Mapolres Lubuklinggau yang mengatakan mobil avanza silver miliknya miliknya menjadi mobil pengirim bom yang sempat menciderai pemilik SM Swalayan, Hindra Sumarjono.

Saat itu katanya bagaikan kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, karena istrinya sedang terkena struk sudah ditimpal dengan masalah besar yang menurutnya tidak masuk akal. “Siang itu sebenarnya kami nak bawa ayukni (Istri Hamid) ke Tebing ngobati secara tradisonal karena sudah tiga bulan terakhir ini kena struk,” kenangnya.

Akan tetapi ia pun merasa tidak bersalah menjawab sedapatnya saat kedua polisi tersebut datang langsung menanyakan siapa yang terakhir membawa mobil miliknya. Dikatakan Hamid, bahwa anaknya Anton yang membawa mobil tersebut dan memberikan paket yang tidak taunya bom ke SM Swalayan.
“Ya aku jawab be kalau anak aku anton yang bawa, tapi anton masih di pasar untuk jual cincin bayar cicilan kredit mobil miliknya,”ucapnya dengan sedih.

Akhirnya ia dibawa ke Mapolres Lubuklinggau untuk diperiksa, anaknya Anton sudah duluan ke Mapolres yang mendengar ayahnya menyuruh ke Mapolres Lubuklinggau.

Di Mapolres Lubuklinggau ia dengan anaknya diperiksa secara itensif oleh pihak Kepolisian, mulai dari identitas pribadi hingga kronologis kejadian. Saat ditanya apakah mengetahui isi paket tersebut anaknya menjawab tidak tau menahu karena sebagai petugas pengantar tidak boleh membuka isi paket. “Anak aku kan selain nitip mobil di Linggau Travel juga nerima anteran di Linggau karena tau tempatnya,”ucapnya.

Diceritakan Hamid, menurut Anton paket tersebut dibawa oleh Dayat dari rumah makan Pelangi, setelah dibawa karena kemalaman akhirnya dibawalah Anton ke rumah karena sore harinya akan dianter ke lokasi SM Swalayan. “Saking dak taunya samo anak aku paket itu di rumah masih ditaruh di atas motor,”ucapnya

Akan tetapi mendengar cerita itu Polres tetap menahan anaknya selama 7x24 jam karena diberlakukan Undang–undang Anti Teroris. Sementara dia masih dilepas oleh pihak Kepolisian.

Sepulang dari Polres tersebut kenangnya perasaan serba kalut, karena walaupun pemberitaan di media masih sebagai saksi tetapi kebanyakan masyarakat mengecap jelek dengan keterlibatan anaknya.

Ditambah lagi selama penahanan mendengar kondisi anaknya yang selama ditahan merasa tertekan bahkan untuk makanpun anaknya tidak nafsu.

Selama masa penahanan anaknya, ia dengan keluarga selama masa penahanan anaknya tidak terjadi apa–apa karena ia tau kalau anaknya tersebut tidak neko–neko.

Ia pun bersyukur ketika anaknya hari ini sudah dibebaskan bersama saksi lainnya padahal sebelumnya ia sempat untuk mendatangi Graha Pena apabila tidak ada kejelasan status anaknya. “Ya kalau masih ditahan sempat terpikir untuk mengadu keadilan ke Linggau Pos yang saya ras masih bisa dipercaya,”ucapnya.

Ia mengatakan dengan adanya kejadian tersebut merasa batin tertekan tertekan untuk membayar cicilan mobil karena cicilan mobil tersebut berasal dari hasil mobil travel miliknya.

Bapak dari Anton, Husna dan Anipun berharap pelaku peneror Manager SM Swalayan dapat segera ditemukan karena sudah banyak korban yang menderita akibatnya. “Kami termasuk menjadi korban akibat pelaku yang biadab tersebut,”pungkasnya.

Sementara itu, Kapolres Lubuklinggau ketika dikonfirmasi mengenai sejumlah saksi bom SM Swalayan telah dibebaskan belum mau memberikan keterangan. Ia hanya menyarakna koran ini menghubungi Kasat Reskrim Polres Lubuklinggau AKP Doran Saragih. “Hubungi Kasat Reskrim aja, saya sedang menghadiri pengajian,” ucapnya melalui pesan singkat.
(*)

Posted by Unknown on Sabtu, Juni 25, 2011. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "*Kisah Kgs Hamid, Saksi Bom Paket SM Swalayan"

Leave a reply

Calon Gubernur 2013

 
Linggau Pos Jl. Yos Sudarso No. 89 Kel. Batu Urip Taba Kota Lubuklinggau
Copyright © 2013. Linggau Pos | Jawa Pos Group - All Rights Reserved
HarianPagi Pertama dan Terbesar di Bumi Silampari
Dibuat Oleh: Edi Sucipto