|

Ponpes Syifaul Janan Terapi Pecandu Narkoba


Pasien Diberi Buah Apel Tiga Kali Sehari

Selain mendidik generasi muda Islam dengan ilmu keagamaan, Pondok Pesantren(Ponpes) Syifaul Janan Desa Air Satan, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas (Mura), juga dikenal sebagai tempat rehabilitasi pecandu Narkoba. Berikut laporannya.

Yenson, Air Satan
PIMPINAN Ponpes Syifaul Janan, Imam Asfali membenarkan kalau Ponpes miliknya sudah sering didatangi para orang tua sengaja mengantar anaknya mengalami ketergantungan Narkoba. Kebanyakan remaja baik laki-laki maupun perempuan berusia 15-25 tahun. Para remaja ketergantungan Narkoba ada yang berasal dari Kabupaten Mura dan Kota Lubuklinggau, maupun dari luar kota seperti Palembang dan Jambi.

“Kalau dihitung sudah sekitar 30 orang yang kesini. Semula terapi yang kami berikan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap persoalan Narkoba yang banyak merusak generasi muda bangsa maupun masyarakat pada umumnya," kata lelaki bertubuh sedang ini saat dikunjungi di rumahnya dalam lingkungan Ponpes Syifaul Janan, Sabtu (25/6).

Suami Umi Fadilah menuturkan prinsip terapi Narkoba yang diterapkan kepada para pengguna narkoba dimulai proses diagnosa penyebab awal memakai narkoba. Pemakai Narkoba dapat digolongkan karena faktor psikologis, seperti kurang perhatian orang tua atau karena pergaulan sehari-hari. Setelah mengetahui penyebabnya selanjutnya pasien pecandu Narkoba disuruh tinggal sekitar 1-2 minggu di pondok.

Saat tinggal di pondok tersebut, sang pasien Narkoba akan mengalami beberapa rangkaian terapi pengobatan, seperti mandi 2 kali sehari pagi dan sore. Saat dimandikan, air untuk memandikan diberikan ramuan kembang-kembang disertai doa-doa. Terapi lainnya yakni pasien Narkoba akan diberikan berbagai kegiatan di lingkungan Ponpes setiap hari. Tujuannya agar pasien Narkoba dapat mengeluarkan keringat, dan akhirnya dapat dengan mudah tertidur.

Saat mengikuti terapi, para pecandu Narkoba ternyata diberi makanan khusus yakni berupa buah Apel setiap tiga kali sehari. Tujuannya agar susunan syaraf-syaraf di seluruh tubuh terutama di bagian kepala dan leher dapat pulih. Sebab buah Apel diketahui sangat baik untuk mengobati susunan syaraf di tubuh. Tentu saja selain mengkonsumsi buah Apel, pasien pecandu Narkoba juga diberikan makanan pokok berupa nasi disertai lauk-pauk dan sayur-mayur. Proses rehabilitasi terapi yang dilakukan berkisar antara 1 minggu hingga 3 bulan. Hanya saja selama proses rehabilitasi tersebut pasien-pasien narkoba ada yang dianjurkan tinggal di pondok. Namun ada juga yang tetap tinggal di rumah bersama orang tuanya.

“Biasanya kalau yang menginap di pondok sekitar 1 minggu hingga 2 minggu. Selanjutnya pasien sudah boleh pulang ke rumahnya. Namun terapi tetap dilakukan oleh pihak keluarganya,” ujar Imam Asfali.

Dilanjutkan ayah lima anak ini, dari 30 pasien narkoba telah mengikuti terapi penyembuhan tersebut sekarang hampir 80 persen sembuh. Terutama untuk kategori pasien yang tidak terlalu berat. Kebanyakan para pecandu narkoba kini dapat hidup sehat, dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-harinya.

Disinggung keberadaan santri? Menurut jebolan Ponpes Miftahul Huda ini, saat ini terdapat sekitar 130 santri yakni laki-laki dan perempuan mondok dan belajar agama di Ponpes miliknya. Santri-santri tersebut ada yang berasal dari Kabupaten Mura, Kota Lubuklinggau hingga dari luar daerah, seperti Rejang Lebong, Empat Lawang, Lahat, Sarolangun, hingga Palembang dan Jambi. Para santri mendapatkan pendidikan madrasah tingkatan Ula (dasar) dan Usto (menengah) yang ditempuh selama tujuh tahun.
Selain pendidikan madrasah, para santri juga dibekali dengan beberapa kegiatan lain yaitu kegiatan khusus berupa madrasah malam mulai pukul 20.00-22.00 WIB. Kegiatan umum berupa pengajian umum satu jam dilakukan setiap usai melaksanakan shalat fardhu. Serta kegiatan ektrakulikuler mulai dari keterampilan elektro, pertukangan, pertanian, menjahit hingga perdagangan.

“Ponpes Syifaul Janan merupakan Ponpes klasik mempelajari kajian-kajian kitab-kitab klasik, seperti kitab kuning. Salah satu ciri lainnya setiap santri diwajibkan mengunakan sarung saat aktivitas madrasah dan pengajian. Kami juga tidak menggunakan meja dan bangku didalam lingkungan Ponpes,” pungkas Imam Asfali sambil tersenyum.(*)

Posted by Unknown on Minggu, Juni 26, 2011. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Ponpes Syifaul Janan Terapi Pecandu Narkoba"

Leave a reply

Calon Gubernur 2013

 
Linggau Pos Jl. Yos Sudarso No. 89 Kel. Batu Urip Taba Kota Lubuklinggau
Copyright © 2013. Linggau Pos | Jawa Pos Group - All Rights Reserved
HarianPagi Pertama dan Terbesar di Bumi Silampari
Dibuat Oleh: Edi Sucipto