|

Warga Gang Apel Mengeluh Sering Kebanjiran


* SUU : Pemerintah Tidak Boleh Diskriminasi

LUBUKLINGGAU-Warga Gang Apel, RT 02 Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I mengeluhkan jalan masuk menuju pemukiman mereka. Sebab gang tersebut belum diaspal maupun cor beton.

Disamping itu, saat hujan turun air limpasan dari Jalan Yos Sidarso mengalir ke Gang Apel karena lebih rendah dari Jalan Yos Sudarso. Kondisi tersebut diperparah konsidisi saluaran air yang ada tidak berfungsih secara optimal.

Menurut warga setempat, Joko, sudah mengusulkan agar jalan diaspal atau dicor beton. Namun perlu ditimbun dulu agar badan jalan menjadi tinggi. Sehingga ketika hujan turun tidak banjir.

Usulan dimaksud disampaikan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga tingkat Kota Lubuklinggau.

“Kami sudah 5 kali mengusulkan dalan Musrenbang,” katanya, kepada wartawan koran ini, Rabu(19/01).

Ia menambahkan, Gang Apel merupakan gang yang berada dipinggir jalan protokol (Jalan Yos Sudarso, red) akan tetapi belum tersentuh pembangunan. “Coba lihat gang–gang lain di pinggir jalan protokol sudah dibangun semua, kenapa tempat kami tidak,” ucapnya.

Menurut dia, usulan pembanguan jalan lingkungan tempat tinggalnya selalu diabaikan karena alasannya Gang Apel merupakan jalan buntu. “Dan hanya terdiri dari 15 Kepala Keluarga (KK),” ungkapnya.

Joko berharap kepada Pemkot Lubuklinggau agar membangun jalan tersebut. “Saya mewakili warga mohon kepada Pak Wali untuk membangun jalan kami, minimal adanya pengerasan jalan. Sebab warga sudah sangat resah dengan kondisi jalan tersebut. Kami kira hak kami sama dengan warga lain meningkati pembanguan. Dan kami tidak pernah telat membayar pajak,” ungkapnya.

Dihubungi terpisah, lurah Watervang, Irwan DP Siregar membenarkan usulan pembanguan Gang Apel sudah diajukan setiap kali Musrengbang kelurahan. “Akan tetapi penilaian terakhir di tingkat kecamatan,” katanya.

Menurut, Irwan, dari sejumlah usulan pembangunan dalam Musrenbang setiap tahun hanya dua proyek pembanguan yang direalisasikan dengan mengedapankan skala prioritas. Contohnya ditahun proyek yang dibangun di Kelurahan Watervang pembangunan jalan di depan kantor lurah dan Jalan Dwi Sari.


“Diutamakan skala prioritas dinilai melalui segi kebutuhan masyarakat dan jumlah masyarakat,” ungkapnya.

Ia menambahkan, sedangkan Gang Apel dari segi kebutuhan masyarakat dan jumlah masyarakat belum memenuhi kriteria skala prioritas. Seab Gang Apel merupakan jalan buntu dan hanya ada 15 KK yang bermukim di gang tersebut. Jadi tidak mungkin untuk diprioritaskan,” pungkasnya.

Menanggapi persolan tersebut Ketua LSM Sumpah Undang-Undang (SUU) Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas (Mura), Herman Sawiran mengatakan Pemkot Lubuklinggau jangan diskriminasi. “Semua warga memiliki hak yang sama untuk menikmati hasil pembangunan. Jadi jangan karena asalan gang buntu dan jumlah KK-nya sedikit sehingga tidak dibangun, ini namanya diskriminasi,” katanya.

Menurut Herman Sawiran, di kelurahan lain juga banyak gang buntu yang dibangun. “Akan tetapi kenapa Gang Apel di samping Hotel Sempurna itu tidak tersentu pembangunan, ada apa ini sehingga tidak dibangun. Saya berharap Pemkot Lubuklinggau dapat melakukan pemerataan pembangunan, jangan pilih kasih,” harapnya.

Pada bagian lain, LSM yang getol memperhatikan persoalan sosial ini juga menghimbau Pemkot dalam hal ini Dinas Pekerjaan umum (DPU) Kota Lubuklinggau untuk memperbaiki jembatan gantung di Kelurahan Taba Pingin, Kecamatan Lubuklinggau Utara II. “Kalau mau direhap nantinya jangan lagi pakai kayu karena tidak tahan lama. Gunakan plat besi lebih awet dan tahan lama,” imbuhnya.

Menurut Herman wajar saja jembatan gantung Taba Pingin rusak karena jembatan itu direhap total pada 2009. “Jadi wajar kalau kayunya sudah banyak yang lapuk. Apa lagi mobilitas masyarakat yang melintas di jalan itu cukup padat. Bukan hanya warga sempat (Kelurahan Taba Pingin, red) akan warga secara umum banyak yang melintasi a=jalan itu diantaranya pelajar SMA Negeri 4. Disamping itu pegawai yang bermukim di Kecamatan Tugumulyo dan Kelurahan Siring Agung juga banyak yang melintasi jembatan itu. Hal itu terjadi karena alternatif jembatan di Kota Lubuklinggau ini sangat minim. Bayangkan jembatan permanen hanya ada dua yakni Jembatan RCA dan Jembatan Ulak Surung,” paparnya.

Ditambahkan Herman Kota Lubuklinggau, sudah sepantasnya membangun jembatan Sungai Kelingi 3. “Sudah sepantasnya Kota Lubuklinggau membangun jembatan Kelingi 3. Sebenarnya Kota Lubuklinggau juga terbelah Sungai Kelingi,” pungkasnya. (Mg01/02)

Posted by Unknown on Jumat, Januari 21, 2011. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Warga Gang Apel Mengeluh Sering Kebanjiran"

Leave a reply

Calon Gubernur 2013

 
Linggau Pos Jl. Yos Sudarso No. 89 Kel. Batu Urip Taba Kota Lubuklinggau
Copyright © 2013. Linggau Pos | Jawa Pos Group - All Rights Reserved
HarianPagi Pertama dan Terbesar di Bumi Silampari
Dibuat Oleh: Edi Sucipto