|

Rotan, Kayu dan Bambu Siap Dipasarkan


*Melihat Kreatifitas Khas Warga Empat Lawang

Berbagai kreativitas unggulan masyarakat Empat Lawang cukup menjanjikan. Apalagi dengan bahan dasar hasil alam yang diracik khas menjadikan jenis produk asli daerah. Diantaranya pengolahan rotan, kayu, bambu dan daun, menjadi keranjang, niru atau tampi, caping dan lainnya. Berikut laporannya..

Saukani, Tebing Tinggi

KUALITAS terbaik yang dihasilkan menjadi motivasi para pengrajin jenis kreativitas bahan baku alam di Kabupaten Empat Lawang, seperti para pengrajin
keranjang rotan, caping daun, tampi bambu dan sebagainya. Mungkin sebagian masyarakat menganggap ini sudah punah oleh zaman dan tekhnologi plastik, ternyata sebaliknya kualitas dan hasil kreativitas ini memiliki nilai jual tinggi dipasaran lokal hingga ke luar daerah.

Mencintai produksi daerah dan menyajikanya untuk konsumsi dan perkembangan kebutuhan perekonomian masyarakat, dapat dilakukan dengan tangan kreatif para pengrajin lokal di Empat Lawang. Dengan penambahan dan sentuhan unik dan mengikuti zaman, potensi besar dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber peningkatan ekonomi produktif di masyarakat.

Kami mengitari seputar Empat Lawang, perjalanan kami sempat terhenti melihat sejumlah ibu yang menggendong berbagai hasil kerajinan tangan dari bahan alam. Memang wajah mereka tampak lelah, dari Padang Burnai Kecamatan Muara Pinang, Neda (50) dan Mahona (55) menjajakan kerajinan tangan daerahnya.
Tidak heran, dengan kualitas hasil kreativitas mereka, harga jual yang ditawarkan cukup tinggi. Bahkan melebihi harga barang dari platik yang memang mencominasi saat ini.

Diakui Neda, di daerah Muara Pinang, cukup banyak pengerajin jenis keranjang, caping dan tampi dari bahan dasar hasil hutan. Namun pemasarannya belum maksimal, karena mengitari seputar Kabupaten Empat Lawang. Untuk harga jenis keranjang ukuran 50 centimeter, bajet yang dibutuhkan mencapai RP 55 ribu. Sedangkan ukuran kecil mencapai Rp 35 ribu. Sementara tampi dan caping, dijual dengan harga Rp 20 ribu hingga 30 ribu perbuah.
“Kalau menunggu pembeli sulit, makanya kami jajahkan sendiri keliling. Ya mengitari Empat Lawang, hingga ke pelosok desa,” kata Neda disela perbincangan kami, Minggu (6/2).

Membuat kerajinan khas daerah memang cukup sulit, karena dibutuhkan bakat alam dan keuletan dalam berlatih. Jika tidak hasil yang didapat tidak maksimal, bahkan keluar dari bentuk dan ciri khas daerah.
“Masih banyak jenis kerajinan lainnya, seprti tikar anyam dan barang dapur.
Namun peminat masih minim, jadi kami bawa dulu yang jenis keranjang dan tampi ini. Kalau seharian berjualan, setidaknya cukup lumayang habis mencapai belasan buah,” jelasnya seraya mengatakan, dengan kualitas yang ada hasil kretivitas mereka itu berani bersaing untuk dijual ke daerah lain.

Sama halnya diceritakan Mahona, sebagian besar pengrajin memang berusia tua, karenanya mau tidak mau harus diwariskan ke anak cucu. Mengingat jenis kerajinan ini khas Empat Lawang, jadi harus dipertahankan.
“Kalau kami sudah tua nak, karenanya saat ini sudah banyak anak muda yang belajar kerajinan ini. Jadi tidak habis dimakan waktu, kreatifitas khas Empat Lawang ini akan tetap ada,” imbuhnya seraya memberikan kami satu buah keranjang ukuran kecil sebagai ucapan terima kasih telah mempromosikan hasil kerajinan daerah (*)

Posted by Unknown on Senin, Februari 07, 2011. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Rotan, Kayu dan Bambu Siap Dipasarkan"

Leave a reply

Calon Gubernur 2013

 
Linggau Pos Jl. Yos Sudarso No. 89 Kel. Batu Urip Taba Kota Lubuklinggau
Copyright © 2013. Linggau Pos | Jawa Pos Group - All Rights Reserved
HarianPagi Pertama dan Terbesar di Bumi Silampari
Dibuat Oleh: Edi Sucipto