|

Kisah Sinchan, Anggota Penjinak Bahan Peledak


Pernah Khawatir saat Jalankan Tugas

Tidak banyak anggota kepolisian yang bercita-cita menjadi penjinak bahan peledak (Jihandak). Tugas ini sangat berat. Bisa-bisa nyawa melayang sia-sia. Namun, bagi orang yang sangat menghargai perjuangan menjadi anggota Jihandak merupakan tugas mulia, karena jutaan nyawa manusia berada ditangannya. Bagaimana sepak terjang Pasukan Densus 88 Mabes Polri saat menjalankan tugas? Berikut laporannya.

Hetty Arnita, Petanang

PERISTIWA ledakan bom paket yang terjadi di SM Swalayan Lubuklinggau, Sabtu (18/6) lalu, membuat Mabes Polri mengirimkan pasukan Densus 88 Anti Teror ke kota berslogan ‘Sebiduk Semare’. Kehadiran pasukan Densus 88 Anti Teror di kota ini tentu untuk melakukan penyelidikan dan disposal (peledakan, red) salah satu rangkaian bom yang masih aktif, namun telah dijinakkan oleh Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Brimob Petanang.

Tepat pukul 13.42 WIB bertempat di Markas Komandan Detasemen B Brimob Petanang, salah seorang pasukan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri berhasil menjalankan tugasnya dengan baik dalam meledakan rangkaian bom. Dia adalah Sinchan, yang bertugas untuk menjinakan paket yang awalnya dicurigai berisi bahan peledak.

“Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan baik dan tidak terjadi apa-apa. Meskipun pernah ada sedikit kekhawatiran dalam menjalankan tugas seperti menjinakkan bahan peledak, tapi yang namanya sudah tugas tidak bisa diungkapkan dengan kata-katalah,” ungkap Sinchan saat berbincang dengan koran ini usai melakukan peledakan bom di Mako Detasemen B Brimob Petanang, Senin (20/6).

Setelah bertugas, tampak raut kepuasan di wajah pria dengan postur 170 Cm dengan kulit sawo matang ini. Sebelum melaksanakan disposal, Sinchan dibantu rekan-rekannya dari Brimob Petanang mengenakan pakaian lengkap Densus 88 Anti Teror. Sinchan pun dengan santai membawa dan meletakan paket bom tersebut di jarak lebih kurang 100 meter dari pengunjung yang turut hadir pada prosesi tersebut.

Setelah dirasakan siap, kemudian petugas memberikan aba-aba kepada pengunjung untuk menjauh dari paket bom yang akan diledakan. “Perhatian, kepada semuanya untuk menjauh karena bom akan diledakan. Pada hitungan nol bom meledak. Lima, empat, tiga dua, satu, nol…..,” perintah salah seorang rekan Sinchan.

Bom pun meledak dengan kerasnya. Saking kerasnya, serpihan ledakan bom hampir mengenai salah seorang wartawan yang turut menyaksikan prosesi tersebut. Setelah meledakan bom yang menjadi paket untuk pemilik SM Swalayan, Sinchan pun kembali melanjutkan tugasnya membuka salah satu paket diduga berisi bahan peledak yang dikirim ke Mapolres Lubuklinggau, kemarin pagi. Ternyata, setelah Sinchan menyelidiki paket tersebut hanya berisikan undangan pernikahan Sari dan Teguh yang ditujukan kepada Herman Naning serta Syarifudin dengan pengirim Zoelkarnain dari Palembang.

Untuk diketahui, Densus 88 Anti Teror adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk penanggulangan teroris di Indonesia. Pasukan khusus berompi merah ini dilatih khusus untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom. Beberapa anggota juga merupakan anggota tim Gegana. Detasemen 88 dirancang sebagai unit antiteroris yang memiliki kemampuan mengatasi gangguan teroris mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan. Unit khusus berkekuatan diperkirakan 400 personel ini terdiri dari ahli investigasi, ahli bahan peledak (penjinak bom) dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu.

Satuan ini diresmikan oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya, Inspektur Jenderal Firman Gani pada 26 Agustus 2004. Detasemen 88 yang awalnya beranggotakan 75 orang ini dipimpin oleh Ajun Komisaris Besar Polisi Tito Karnavian yang pernah mendapat pelatihan di beberapa negara.

Arti angka 88 pada tulisan Detasemen Khusus 88 ini menyerupai dua buah borgol. Angka 88 merupakan representasi dari korban peristiwa bom Bali pada 2002 lalu dari warga asing yang mengalami korban terbanyak yaitu Australia. Makna “88” berikutnya adalah, angka “88” tidak terputus dan terus menyambung. Ini artinya bahwa pekerjaan Detasemen 88 Antiteror ini terus berlangsung dan tidak kenal berhenti. Angka “88” juga menyerupai borgol yang maknanya polisi serius menangani kasus ini.

Pasukan khusus ini dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat melalui bagian Jasa Keamanan Diplomatik (Diplomatic Security Service) Departemen Negara AS dan dilatih langsung oleh instruktur dari CIA, FBI dan U.S. Secret Service. Kebanyakan staf pengajarnya adalah bekas anggota pasukan khusus AS. Pusat pelatihannya terletak di Megamendung, 50 kilometer selatan Kota Jakarta.

Satuan pasukan khusus baru Polri ini dilengkapi dengan persenjataan dan kendaraan tempur buatan Amerika, seperti senapan serbu Colt M4, senapan penembak jitu Armalite AR-10 dan shotgun Remington 870. Bahkan dikabarkan satuan ini akan memiliki pesawat C-130 Hercules sendiri untuk meningkatkan mobilitasnya.(*)

Posted by Unknown on Selasa, Juni 21, 2011. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Kisah Sinchan, Anggota Penjinak Bahan Peledak"

Leave a reply

Calon Gubernur 2013

 
Linggau Pos Jl. Yos Sudarso No. 89 Kel. Batu Urip Taba Kota Lubuklinggau
Copyright © 2013. Linggau Pos | Jawa Pos Group - All Rights Reserved
HarianPagi Pertama dan Terbesar di Bumi Silampari
Dibuat Oleh: Edi Sucipto