|

Siswi SMPN 5 Bukan Menderita Gizi Buruk


AIR KUTI-Tim dokter RS Siti Aisyah Lubuklinggau memastikan, siswi SMP Negeri 5 Lubuklinggau, Yuyun (13) menderita penyakit meningitis (Radang selaput otak dan syaraf, red). Sebelumnya Warga RT 02, Kelurahan Cereme Dalam, Kecamatan Lubuklinggau Timur II diduga menderita gizi buruk. Hingga Selasa (14/6) Yuyun masih terbaring di ruang Ibnu Sina, RS Siti Aisyah Lubuklinggau menjalani perawatan intensif.

Direktur RS Siti Aisyah Lubuklinggau, dr Syarif Anwar Abdullah, melalui Sekretaris, Herazati menjelaskan, meningitis merupakan penyakit radang yang terjadi pada meninges (membrane atau selaput yang melapisi otak atau brain dan syaraf tunjang atau spinal cord).

“Meningitis dapat disebabkan infeksi virus, bakteri atau mikro organisme lain dan sedikit sekali disebabkan oleh obat-obatan. Penyakit ini paling sering menyerang bayi dibawah usia dua tahun. Waktu yang dibutuhkan hingga gejala penyakit ini muncul juga sangat pendek hanya sekitar 24 jam,” terang wanita yang akrab disapa Pipit kepada koran ini, Selasa (14/6).

Untuk diketahui, penyakit Meningitis sudah merenggut jutaan Balita di dunia dan tergolong sangat serius. Kalau penderita penyakit ini bisa bertahan hidup, maka mereka akan menderita kerusakan otak, lumpuh, tuli, epilepsy dan retardasi mental. Penularan penyakit ini melalui bakteri pneumokakus disebabkan air ludah saat bersin, berbicara, batuk dari penderita kepada orang yang sehat.

Pipit menjelaskan mencegah serangan penyakit akibat bakteri pneumokokus ini direkomendasikan untuk diberikan vaksin konjugat pneumokokus. Vaksin tersebut diberikan kepada bayi dan anak-anak usia dua bulan sampai dengan sembilan tahun.

Namun, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, pemberian vaksin ini paling bagus pada usia dua bulan, empat bulan, enam bulan, serta usia 12-15 bulan.

“Gejala penyakit meningitis pada bayi yakni demam, kejang pada tengkuk, rewel atau gelisah, susah makan, menangis terus menerus, lemah, intensitas interaksi berkurang dan ubun-ubun membenjol. Untuk gejala meningitis pada anak yakni demam, kejang pada tengkuk, sakit kepala, mual-mual, bingung, serangan mendadak, tidak suka cahaya terang dan ruam di sekujur tubuh,” jelasnya.

Pasien diduga mengalami meningitis harus dilakukan pemeriksaan akurat. Baik disebabkan virus, bakteri atau jamur. Hal ini diperlukan untuk spesifikasi pengobatannya karena masing-masing akan mendapatkan therapy sesuai penyebabnya

“Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium meliputi test darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru, akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak),” terang Pipit.

Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari risiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.

Penularan penyakit meningitis biasanya melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan satu sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya.

Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau di sekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit.

Pemberian imunisasi vaksin (vaccine) meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama di daerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis, adapun vaccine yang telah dikenal sebagai pencegahan terhadap meningitis diantaranya adalah Haemophilus influenzae type b (Hib), Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7), Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV), dan Meningococcal conjugate vaccine (MCV4).


*Galang Dana untuk Yuyun

Sementara itu, penyakit diderita Yuyun mendapat perhatian dari semua kalangan. Salah satunya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Mahasiswa Marhaen Motor Club (M3C) Lubuklinggau. Sekitar pukul 11.30 WIB, Selasa (14/6) dua organisasi tersebut menggalang dana bantuan kemanusian dan sosial di Simpang RCA Lubuklinggau.
Pantauan koran ini, GMNI Lubuklinggau dikoordininir Iswandi, dan M3C diketuai Ari bersama beberapa anggota berkumpul di trafick light Simpang RCA. Mereka membawa kotak terbuat dari kardus dan menyodorkannya kepada setiap pengendara. Alhasil, tim sukarelawan tersebut dapat mengumpulan dana jutaan rupiah.

“Tujuan penggalangan dana ini untuk membantu Yuyun yang mengalami musibah penyakit gizi buruk. Lihat saja, keadaannya di rumah sakit yang sangat memprihatinkan dan perlu dirawat di Rumah Sakit Palembang. Namun mereka keluarga tidak mampu (miskin) sehingga perlu dana guna membiayai pengobatan,” jelas anggota GMNI, Taufik Ramadhan saat dibincangi wartawan koran ini.


Lanjut dia, penggalangan dana ini tidak menutup kemungkinan berlanjut dengan melihat situasi dan kondisi keuangan. Hingga pukul 12.00 WIB, sambung Taufik, pihaknya telah mengumpulkan dana Rp 1,5 juta.
“Ini bisa bertambah. Uang tersebut langsung disetorkan kepada keluarga Yuyun di rumah sakit Siti Aisyah Lubuklinggau,” tambahnya.(06/05)

Posted by Unknown on Rabu, Juni 15, 2011. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Siswi SMPN 5 Bukan Menderita Gizi Buruk"

Leave a reply

Calon Gubernur 2013

 
Linggau Pos Jl. Yos Sudarso No. 89 Kel. Batu Urip Taba Kota Lubuklinggau
Copyright © 2013. Linggau Pos | Jawa Pos Group - All Rights Reserved
HarianPagi Pertama dan Terbesar di Bumi Silampari
Dibuat Oleh: Edi Sucipto